Selamat Datang di Dila's Blog

Kamis, 01 Desember 2011

STRATEGI PENYIMPANAN BAHAN KIMIA

PENDAHULUAN

Alat dan bahan yang digunakan dalam kegiatan di laboratorium IPA memerlukan perlakuan khusus sesuai sifat dan karakteristik masing-masing. Perlakuan yang salah dalam membawa, menggunakan dan menyimpan alat dan bahan di laboratorium IPA dapat menyebabkan kerusakan alat dan bahan, terjadinya kecelakaan kerja serta dapat menimbulkan penyakit. Cara memperlakukan alat dan bahan di laboratorium IPA secara tepat dapat menentukan keberhasilan dan kelancaran kegiatan.
Bahan yang digunakan dalam kegiatan di laboratorium IPA dapat berupa bahan kimia, bahan alami (berupa benda dan makhluk hidup). Bahan kimia yang berbahaya dengan ciri mudah terbakar, mudah meledak, korosif dan beracun. Contoh bahan kimia berbahaya seperti asam khlorida, asam sulfat dan asam phosphat. Bahan kimia yang kurang berbahaya seperti aquadest, amilum, yodium dan gula.
Cara menyimpan bahan laboratorium IPA dengan memperhatikan kaidah penyimpanan, seperti halnya pada penyimpanan alat laboratorium. Sifat masing-masing bahan harus diketahui sebelum melakukan penyimpanan, seperti :
1.      Bahan yang dapat bereaksi dengan kaca sebaiknya disimpan dalam botol plastik.
2.      Bahan yang dapat bereaksi dengan plastik sebaiknya disimpan dalam botol kaca.
3.      Bahan yang dapat berubah ketika terkenan matahari langsung, sebaiknya disimpan dalam botol gelap dan diletakkan dalam lemari tertutup. Sedangkan bahan yang tidak mudah rusak oleh cahaya matahari secara langsung dalam disimpan dalam botol berwarna bening.
4.      Bahan berbahaya dan bahan korosif sebaiknya disimpan terpisah dari bahan lainnya.
5.      Penyimpanan bahan sebaiknya dalam botol induk yang berukuran besar dan dapat pula menggunakan botol berkran. Pengambilan bahan kimia dari botol sebaiknya secukupnya saja sesuai kebutuhan praktikum pada saat itu. Sisa bahan praktikum disimpam dalam botol kecil, jangan dikembalikan pada botol induk. Hal ini untuk menghindari rusaknya bahan dalam botol induk karena bahan sisa praktikum mungkin sudah rusak atau tidak murni lagi.
6.      Bahan disimpan dalam botol yang diberi simbol karakteristik masing-masing bahan.
Laboratorium adalah bagian integral dari bidang akademik (bukan bagian dari rumah tangga atau administrasi), maka manajemen laboratorium perlu direncanakan seiring dengan perencanaan akademik (program dan anggarannya). Peranan laboratorium sangat besar dalam menentukan mutu pendidikan karena laboratoriumlah yang menghasilkan karya-karya ilmiah yang membanggakan, yang tak dapat dihasilkan oleh institusi lainnya. Sehingga bagi perguruan tinngi yang bermutu, laboratorium menjadi bagian yang dikedepankan.
Manajemen laboratorium, dalam hal ini manajemen mutu, harus didesain untuk selalu memperbaiki efektifitas dan efisiensi kerjanya, disamping harus mempertimbangkan kebutuhan semua pihak yang berkepentingan. Beberapa hal yang perlu diperhatikan manajemennya adalah sumber daya manusia, sarana dan prasarana dan penggunaan laboratorium. 

ISI
Tata cara pengaturan dan penyimpanan bahan kimia di laboratorium merupakan bagian yang sangat penting. Ini karena bahan kimia cenderung mempunyai potensi bahaya, baik itu mudak terbakar, meledak, reaktivitasnya maupun bahaya lain. Dengan demikian, mau tak mau kita harus mengenal terlebih dahulu bahan kimia tersebut.
Beberapa hal penting tersebut memang harus diperhatikan agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan pada bahan kimia. Terlebih lagi bahan kimia merupakan bagian dari sebuah riset sehingga jangan sampai berpengaruh pada hasil riset. Data hasil riset haruslah mempunyai tingkat akuraritas yang tinggi, dalam arti kata tetap presisi dan tidak bias.
Cara pengaturan dan penyimpanan bahan kimia didasarkan atas sifat fisik dan sifat kimia bahan.  Pengaturan tersebut harus memperhatikan kondisi operasional bahan kimia seperti :
·         Kontrol temperatur
·         Perbandingan dan konsentrasi reaktan  
·         Kemurnian bahan  
·         Viskositas media reaksi
·         Kecepatan penambahan bahan
·         Pengadukan
·         Tekanan reaksi atau distilasi
·         Bahaya radiasi
·         Bahaya padatan yang reaktif
Pengaturan penyimpanan bahan kimia adalah suatu hal yang tidak bisa kita abaikan setiap bahan kimia mempunyai sifat fisika dan kimia yang berbeda seperti misalnya :
1.      Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) 
2.      Reaksi dekomposisi
3.      Komposisi, struktur & reaktivitas kimia
4.      Bahan-bahan kimia tidak kompatibel


1.      Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)
Secara rinci, klasifikasi Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) diatur dalam PP No. 74 Th 2001 tentang Pengelolaan B3. Klasifikasi tersebut sebagai berikut :
  • Mudah meledak (explosive
  • Mudah menyala (flammable
  • Pengoksidasi (oxidizing
  • Berbahaya (harmful) 
  • Korosif (corrosive) 
  • Bersifat iritasi (irritant) 
  • Beracun (toxic) 
  • Karsinogenik 
  • Teratogenik 
  • Berbahaya bagi lingkungan
2.      Reaksi dekomposisi
Hasil reaksi dekomposisi suatu senyawa bisa menjadi dua atau lebih dan bisa jadi dekoposisi/pemisahan ini terurai menjadi senyawa yang berbeda dengan senyawa sebelumnya. Jenis reaksi ini bisa berjalan lambat dan bisa pula berjalan cepat.

3.      Komposisi, Struktur & Reaktivitas Kimia
Ketidakstabilan atau reaktivitas kimia sering dihubungkan dengan strukturnya. Contoh:
·         CN2             ( senyawa diazo ) 
·         C – NO         ( senyawa nitroso )
·         C – NO2        ( senyawa nitro )
Reaktivitas senyawa tersebut sangat tergantung dari beberapa faktor sehingga yang harus diperhatikan adalah kondisi operasionalnya seperti :
·         Kontrol temperature
·         Perbandingan dan konsentrasi reaktan
·         Kemurnian bahan
·         Viskositas media reaksi 
·         Kecepatan penambahan bahan
·         Pengadukan
·         Tekanan reaksi atau distilasi
·         Bahaya radiasi
·         Bahaya padatan yang reaktif

4.      Bahan-bahan kimia tidak kompatibel (Chemical Incompatibility Matrix)
  • Identifikasi bahan di masing-masing lab.
  • Perhatikan MSDS 
  • Pahami prosedur penanganan
Pengaturan dan penempatan bahan kimia sebaiknya dipisahkan berdasarkan perbedaan klas bahaya. Sebagai contoh perlakuan masing-masing klas bahaya adalah sebagai berikut :
Jenis Asam
Ø  Pisahkan dari logam reaktif: sodium, potassium, dan magnesium.
Ø  Pisahkan asam pengoksidasi dengan asam organik dan bahan yang  flammable dan combustible. 
Ø  Asam asetat adalah cairan flammable.
Ø  Asam Nitrat dan HCl bisa ditaruh dalam tempat yang sama tetapi pada rak yang berbeda. Dapat membentuk gas Cl2 dan gas nitrosyl chloride yang toksik.
Ø  Pisahkan asam dengan bahan yang bisa menhasilkan toksik atau gas mudah terbakar apabila terjadi kontak dengan asam seperti: sodium sianida, besi sulfida dan kalsium karbida.
Ø  Pisahkan Asam dan Basa
Jenis Basa (Bases)
Ø  Pisahkan dari asam, logam, bahan mudah meledak, peoksida organik 
Ø  Jangan menyimpan larutan NaOH dan KOH dalam rak alumunium
Pelarut (Flammable dan combustible)
Ø  Simpan dalam kaleng dalam lemari solvent
Ø  Pisahkan dari asam peoksidasi dan oksidator lain 
Ø  Jauhkan dari sumber pembakar: panas, api dll
Pengoksidasi
Ø  Jauhkan dari materi yang combustible dan flammable
Ø  Jauhkan dari bahan pereduksi seperti seng, logam alkali, dan asam format
Sianida
Ø  Pisahkan dari larutan berair, asam dan pengoksidasi.
Bahan reaktif terhadap Air
Ø  Simpan di tempat dingin, kering yang jauh dari sumber air 
Ø  Siapkan Racun api kelas D didekatnya
Bahan Piroforik
Ø  Dalam kemasan asli, simpan di tempat yang dingin 
Ø  Berikan tambahan seal yang kedap udara
Light-Sensitive Chemicals
Ø  Simpan di botol gelap/berwarna dalam tempat dingin kering dan gelap.
Bahan pembentuk peroksida
Ø  Simpan di tempat kedap udara atau tempat penyimpanan bahan flamable 
Ø  Pisahkan dari pengoksidasi dan asam
Bahan Beracun
Ø  Simpan sesuai sifat bahan kimia penyusunnya 
Ø  Pergunakan sistem keamanan yang memadai
Semua cairan kimia berbahaya harus disimpan dalam tray (nampan) untuk meminimalkan efek karena tumpahan atau bocoran. Kapsitas tray harus 110% volume botol terbesar atau 10% dari agregat seluruh volume. Rak penampung disesuaikan dengan sifat bahan (cairan) yang disimpan dalam botol. Jangan menggunakan bahan alumunium. Approved corrosive storage cabinets berfungsi untuk untuk penyimpanan asam dan basa. Flammable storage cabinets berfungsi untuk menyimpan cairan flammable liquids.

  
KESIMPULAN
Alat dan bahan yang digunakan dalam kegiatan di laboratorium IPA memerlukan perlakuan khusus sesuai sifat dan karakteristik masing-masing. Perlakuan yang salah dalam membawa, menggunakan dan menyimpan alat dan bahan di laboratorium IPA dapat menyebabkan kerusakan alat dan bahan, terjadinya kecelakaan kerja serta dapat menimbulkan penyakit. Cara memperlakukan alat dan bahan di laboratorium IPA secara tepat dapat menentukan keberhasilan dan kelancaran kegiatan.
Manajemen laboratorium, dalam hal ini manajemen mutu, harus didesain untuk selalu memperbaiki efektifitas dan efisiensi kerjanya, disamping harus mempertimbangkan kebutuhan semua pihak yang berkepentingan. Beberapa hal yang perlu diperhatikan manajemennya adalah sumber daya manusia, sarana dan prasarana dan penggunaan laboratorium.
  

Daftar Pustaka
Aridianto, Devo., 2010., Cara Penyimpanan Alat dan Bahan Laboratorium IPA. http://dovoav1997.webmode.com
Edukasi., 2011., Cara Memperlakukan Alat dan Bahan Di Laboratorium IPA., www.e-dukasi.net
Lansida., 2011., Penyimpanan Bahan Kimia yang Aman., http://lansida.blogspot.com
Universitas Pekalongan., 2011., Manajemen Laboratorium., www.unikal.ac.id


Tidak ada komentar:

Posting Komentar