Selamat Datang di Dila's Blog

Kamis, 01 Desember 2011

STRATEGI PENGELOLAAN LABORATORIUM SAINS


PENDAHULUAN
Kualitas pendidikan dipengaruhi oleh banyak faktor, antara lain tersedianya sarana prasarana pendidikan yang memadai dan sumberdaya manusia pendidikan yang berkompeten. Keduanya merupakan komponen input yang sangat penting dalam mendukung kegiatan pembelajaran. Oleh karena itu, perlu dilakukan peningkatan baik dari segi kuantitas, kualitas, maupun sistem pengelolaannya. Salah satu sarana pendidikan yang berfungsi sebagai penunjang dalam pelaksanaan proses pembelajaran di sekolah, terutama yang berhubungan dengan kegiatan praktikum adalah Laboratorium.
Laboratorium sering diartikan sebagai suatu ruang atau tempat dilakukannya percobaan atau penelitian. Pada pembelajaran sain termasuk kimia di dalamnya keberadaan laboratorium menjadi sangat penting. Pada konteks proses belajar mengajar sains di sekolah-sekolah seringkali istilah laboratorium diartikan dalam pengertian sempit yaitu suatu ruangan yang didalamnya terdapat sejumlah alat-alat dan bahan praktikum. Atas dasar inilah pembahasan kita tentang pengelolaan laboratorium akan dibatasi pada laboratorium yang berupa ruang tertutup.
Laboratorium IPA berfungsi sebagai tempat berlangsungnya kegiatan pembelajaran yang memerlukan peralatan khusus yang tidak mudah dihadirkan di ruang kelas. Dengan kata lain, laboratorium IPA (fisika, kimia, dan biologi) berfungsi sebagai tempat pembelajar dalam upaya meniru ahli IPA mengungkap rahasia alam dalam bentuk proses pembelajaran. Oleh karena itu, kepala sekolah, pengelola, guru IPA, dan unsur-unsur terkait lainnya harus mampu mengelola dan memanfaatkan laboratorium IPA secara efektif dan efisien, sehingga dapat meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar IPA bagi siswa (Sutrisno : 2007).
Kelancaran suatu laboratorium ditunjang oleh sarana dan prasarana laboratorium yang lengkapserta pengelolaan atau pengorganisasian yang baik. Pengelolaan merupakan proses pendayagunaan sumber daya secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu sasaran yang diharapkan secara optimal dengan memperhatikan keberlanjutan sumber daya.
ISI
Pemilihan laboratorium untuk masing-masing mata pelajaran mempunyai persyaratan tertentu pula, terutama untuk memilih laboratorium yang digunakan untuk praktikum kimia. Laboratorium kimia hendaknya dipilih yang letaknya di arah mata angin, bila tidak demikian gas-gas atau uap yang dihasilkan oleh laboratorium kimia akan terbawa angin dan mengganggu ruangan-ruangan lainnya. Untuk memperlancar pekerjaaan hendaknya gudang dibangun berdekatan dengan ruang persiapan. (Hadiat : 1979)
Dalam pengelolahan laboratorium meliputi beberapa aspek yaitu sebagai berikut  (Sugrani : 2009):
1.      Perencanaan
Tugas yang paling sukar dan banyak memerlukan waktu dan tenaga ialah mengorganisasikan laboratorium. Termasuk di dalam tugas ini diantaranya ialah mengatur dan memelihara alat dan bahan, mengadakan dan membeli alat dan bahan, menjaga disiplin laboratorium dan menjaga keselamatan laboratorium. Untuk menjalankan tugas yang sangat berat ini kadang-kadang diperlukan keahlian khusus.
Seorang guru IPA diharapkan tidak hanya saja tahu bagaimana mengajarkan IPA sesuai dengan bidangnya, tetapi juga harus tahu bagaimana alat dan bahan pelajaran IPA dikelolahnya. Lebih-lebih jika guru yang bersangkutan diserahi untuk mengelolah laboratorium, dalam hal ini ia tidak hanya harus tahu bagaimana mengurusi alat dan bahan tetapi juga harus tahu bagaimana mengorganisasikan laboratorium itu hingga semua pekerjaan dan keamanan laboratorium dapat berjalan dengan baik.
Semua perangkat-perangkat di laboratorium jika dikelola secara optimal akan mendukung implementasi manajemen laboratorium yang baik. Dengan demikian manajemen laboratorium dapat dipahami sebagai suatu tindakan pengelolaan yang kompleks dan terarah sejak dari perencanaan tata ruang sampai dengan perencanaan semua perangkat penunjang lainnya dengan pusat aktivitasnya adalah tata ruang ( Tim Dosen : 2009).

2.      Penataan
Pemakai laboratorium hendaknya memahami tata letak atau layout bangunan laboratorium. Pembangunan suatu laboratorium tidak dipercayakan begitu saja kepada seorang arsitektur bangunan. Bangunan laboratorium tidak sama dengan bangunan kelas. Banyak faktor yang harus dipertimbangkan sebelum membangun laboratorium. Faktor-faktor tersebut antara lain lokasi bangunan laboratorium dan ukuran-ukuran ruang.
Persyaratan lokasi pembangunan laboratorium antara lain tidak terletak pada arah angin yang menuju bangunan lain atau pemukiman. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari penyebaran gas-gas berbahaya. Bangunan laboratorium tidak berdekatan atau dibangun pada lokasi sumber air. Bangunan laboratorium jangan terlalu dekat dengan bangunan lainnya. Lokasi laboratorium harus mudah dijangkau untuk pengontrolan dan memudahkan tindakan lainnya misalnya apabila terjadi kebakaran, mobil kebakaran harus dapat menjangkau bangunan laboratorium.
Selain persyaratan lokasi, perlu diperhatikan pula tata letak ruangan. Ruangan laboratorium untuk pembelajaran sain umumnya terdiri dari ruang utama dan ruang-ruang pelengkap. Ruang utama adalah ruangan tempat para siswa atau mahasiswa melakukan praktikum. Ruang pelengkap umumnya terdiri dari ruang persiapan dan ruang penyimpanan. Ruang persiapan digunakan untuk menyiapkan alat-alat dan bahan-bahan yang akan dipakai praktikum atau percobaan baik untuk siswa maupun untuk guru. Ruang penyimpanan atau gudang terutama digunakan untuk menyimpan bahan-bahan persediaan (termasuk bahan kimia) dan alat-alat yang penggunaannya tidak setiap saat (jarang). Selain ruangan-ruangan tersebut, mungkin juga sebuah laboratorium memiliki ruang gelap (dark room), ruangan spesimen, ruangan khusus untuk penyimpanan bahan-bahan kimia dan ruang adminitrasi / staf . Hal ini didasarkan atas pertimbangan keamanan berbagai peralatan laboratorium dan kenyamanan para pengguna laboratorium. Penyimpanan alat-alat di dalam gudang tidak boleh disatukan dengan bahan kimia. Demikian pula penyimpanan alat-alat gelas tidak boleh disatukan dengan alat-alat yang terbuat dari logam.
3.      Pengadministrasian
Administrasi laboratorium meliputi semua kegiatan administrasi di laboratorium antara lain:
a.       Inventarisasi peralatan yang ada. Daftar kebutuhan peralatan baru, alat tambahan, alat rusak dan alat-alat yang dipinjam / dikembalikan.
b.      Surat-menyurat
c.       Jadwal pemakaian laboratorium (praktikum dan penelitian)
d.      Daftar bahan kimia
e.       System evaluasi dan pelaporan.
Inventarisasi juga harus memuatsumber alat dan bahan diperoleh (tahun berapa diperoleh). Inventarisasi bertujuan untuk:
a.       Mencegah kehilangan dan penyalahgunaan
b.      Mengurangi biaya operasional
c.       Meningkatkan proses pekerjaan dan hasilnya
d.      Meningkatkan kualitas kerja
e.       Mencegah pemakaian berlebihan
f.       Meningkatkan kebersamaan. (Tim Dosen : 2009)
4.      Pengamanan, perawatan dan pengawasan.
Masalah penyimpanan alat biasanya ditentukan oleh keadaan laboratorium, artinya ditentukan oleh susunan laboratorium, keadaan prabot dan adanya gudang dan ruang persiapan. Disamping itu masalah ini juga ditentukan oleh pribadi-pribadi pemakai laboratorium, yaitu dimana barang-barang itu harus disimpan yang bagi pemakai laboratorium cukup aman, mudah dicari dan mudah dicapai. Dalam penyimpanan alat hendaknya dibedakan antara alat-alat yang sering digunakan, alat-alat yang boleh diambil sendiri oleh siswa dan alat-alat yang harganya mahal. Alat yang sering digunakan hendaknya disimpan sedemikian hingga mudah diambil dan dikembalikan.
Suasana kerja di dalam laboratorium berbeda dengan suasana kerja di dalam kelas. Di dalam kelas guru dan siswa hanya menghadapi alat-alat pelajaran yang umumnya tidak membahayakan orang yang sedang belajra maupun yang sedang mengajar. Sedangkan di laboratorium alat-alat dan bahan yang digunakan mungkin mendatangkan bahaya. Oleh karena itu pada waktu membimbing siswa bekerja dilaboratorium perlu memperhatikan keamanan kerja.
Jika laboratorium dilengkapi dengan ruang khusus untuk menyimpan bahan-bahan praktikum, terutama zat kimia, maka ruang itu harus memiliki ventilasi yang cukup baik. Di dalam laboratorium itu hanya disediakan secukupnya untuk menghindari terjadinya kebakaran sebagai akibat pecahnya botol zat tersebut karena tersinggung siswa atau kelalaian siswa pada waktu mengambil zat itu (Hadiat : 1979).


KESIMPULAN

Guru-guru yang memakai laboratorium tetapi tidak mendapat tugas untuk mengelola laboratorium, hendaknya memberikan kerjasama yang baik dalam melaksanakan tugasnya. Karena, walaupun ia tidak mendapat tugas dan tanggungjawab untuk laboratorium tetapiia juga mempunyai tugas dan tanggung jawab untuk melaksanakan segala ketentuan dan peraturan dengan sebaik-baiknya. Disamping itu, sebagai guru, ia pun mempunyai kewajiban untuk menjaga disiplin terutama disiplin di dalam laboratorium, dengan ketat dan baik. Kelengahan dalam tugas yang ia lakukan akan menyebabkan kelengahan yang lain, dan ini mungkin akan menjadi sumber malapetaka. Oleh sebab itu, tugas dan tanggung jawab ini tidak hanya harus dipenuhi oleh pengelola laboratorium.
Untuk menjaga keamanan dan keselamatan laboratorium hendaknya disiplin di dalam laboratorium selalu mendapat perhatian penuh. Disiplin di dalam laboratorium hendaknya lebih diketatkan daripada disiplin di dalam kelas. Karena sekali disiplin dilanggar dan dibiarkan maka akan sukarlah untuk langkah-langkah berikutnya dalam usaha menjaga keamanan dan keselamatan. Memang, kebebasan merupakan kunci pendidikan modern, tetapi kebebasan tidak berarti tanpa disiplin, terutama bagi mereka yang bekerja di laboratorium. Perlu ditekankan kepada siswa bahwa disiplin ini bukan untuk kepentingan guru sendiri, tetapi juga untuk kepentingan siswa, agar dalam pekerjaannya tidak berbahagia bagi dirinya maupun orang lain. Perlu diingat bahwa di dalam laboratorium banyak bahan-bahan yang dapat menimbulkan bahaya, tidak hanya saja bahaya kerusakan tetapi juga bahaya kematian.

DAFTAR PUSTAKA

Hadiat.(1979). Pengelolaan Laboratorium Sekolah dan Manual Alat Pengetahuan Alam. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Setiawan, W. (2000). Pengelolaan Laboratorium Biologi (On Line) http://www.p4tkipa.org/data/BAB%20I%20pendahuluan.pdf
Sugrani, A. (2009). Perbandingan Laboratorium Kimia Universitas Groningen dengan Laboratorium Kimia Universitas Lampung. Makasar: Program S2 Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Hasanuddin
Sutrisno, W. (2007). Pemeliharaan Fasilitas Laboratorium Fisika untuk Diklat Teknisi Laboratorium. Bandung: Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan IPA
Tim Dosen. (2009). Pengelolaan Laboratorium. Medan: Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan










Tidak ada komentar:

Posting Komentar